Kejujuran di Bangku Kuliah itu Pahit tapi Manis

Mengeyam pendidikan tinggi atau yang sering disebut bangku perkuliahan adalah impian setiap anak anak di negeri ini. Tingkatan pendidikan ini menjadi acuan di dunia kerja. Oleh sebab itu tak dapat dipungkiri bahwa setiap anak di Indonesia saling bersaing satu sama lain untuk mendapatkan tiket perkuliahan agar dapat merasakan nikmatnya sensasi yang katanya menjadi mahasiswa.

Gelar mahasiswa mungkin menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi para anak kuliah.Mereka pada umunya hanya mengatasnamakan gelar tersebut sebagai objek untuk membangga-banggakan diri sendiri tanpa melihat tanggung jawab besar yang harus diembannya. Apakah harus seperti itu? Apakah harus membanggakan diri karena menjadi mahasiswa? Jawabannya tentu bangga menjadi seorang mahasiswa karena gelar ini tidak semua orang dapat meraihnya. Bangga karena kita dapat memenuhi keinginan diri sendiri dan keinginan orang tua.

Namun,kita harus sadar bahwa menjadi seorang mahasiswa berarti kita harus menjadi orang yang amanah dan bertanggung jawab. Mahasiswa yang ideal adalah mahasiswa yang mampu menjaga martabat dirinya sendiri dan martabat orang tua. Mahasiswa yang bertanggung jawab terhadap apa yang dicapai dan harus mampu mempertanggung jawabkannya.

 

Sungguh miris perkembangan perjalanan dunia pendidikan di negeri ini. Mahasiswa yang mempunyai banyak uang akan menang dan mahasiswa miskin lambat laun akan tergusur. Mahasiswa yang kaya akan menyelewengkan kewajibannya sebagai mahasiswa dengan kekuatan finansialnya. Acap kali mereka memberi sogokan kepada dosen atau kepada para mahasiswa yang berotak cerdas untuk memuluskan langkah mereka dalam meraih nilai yang maksimal. Sungguh miris dunia pendidikan di negeri ini.

Kejujuran pada zaman sekarang hanya menjadi prinsip yang tinggal dicampakkan. Tidak peduli berbohong asalkan hasil yang didapat sesuai harapan. Apakah hanya seperti itu kapasitas para mahasiswa sekarang yang menganggap diri mereka sebagai mahasiswa sejati? Mahasiswa yang memiliki kapasitas ideal adalah mereka yang berani untuk jujur dan bersedia bertanggung jawab atas segala yang dicapai demi menjaga martabat diri sendiri dan martabat orang tua. Kejujuran merupakan prinsip yang harus paling diletakkan pada posisi teratas dalam menempuh dunia pendidikan. Bangsa ini dapat tumbuh maju jika kejujuran menjadi junjungan tertingggi karena kejujuran akan mengantarkan bangsa ini kepada berbagai kebaikan. Sebaliknya jika kebohongan terus dijaga maka bersiaplah bangsa ini akan menerima kehancuran yang tidak dapat dibayangkan.

Pendidikan di bangku kuliah sudah jauh dari prinsip kejujuran.Mahasiswa dengan begitu enaknya dan tanpa merasa bersalah melakukan kecurangan. Korban akibat ketidakjujuran ini adalah para mahasiswa yang masih berusaha menjaga martabat dirinya dan martabat orang tuanya. Ketidak adilan acap kali diterima oleh mahasiswa seperti ini. Nilai jelek? Belum tentu, karena bagi mahasiswa yang berotak cerdas mungkin hal itu tidak jadi masalah. Namun,bagi mahasiswa dengan otak pas pasan tentunya itu menjadi sebuah permasalahn bagi dirinya.

 

Sungguh miris pendidikan di negeri ini. Sebuah sitem pendidikan yang gagal dalam menciptakan manusia yang berkarakter. Pendidikan itu tidak hanya menciptakan manusia yang berintelektual tinggi namun juga menciptakan manusia yang berhasil dari segi adab dan karakter. Pendidikan di negeri ini harus direvolusi. Apa yang harus harus direvolusi? Jawabannya revolusi akhlak.Akhlak menuntun kita ke arah yang positif. Dengan akhlak kita akan dihampiri berbagai kebaikan. Akhlak itu menjaga diri dari keburukan yang mengggoda diri. Revolusi akhlak adalah suatu solusi yang jitu untuk memperbaiki sistem pendidikan yang gagal di negeri ini.

Kecenderungan mahasiswa untuk mendapatkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang tinggi meskipun dengan kemampuan yang rendah menyebabkan mahasiswa mencari alternatif lain yang bertentangan dengan prinsip kejujuran. Contoh nyata yang mungkin sering mahasiswa dapati di kelas adalah kegiatan menyontek. Ini merupakan penyakit para anak bangsa yang kronis dalam dunia pendidikan di negeri ini. Sungguh memalukan. Hanya agar mendapatkan nilai yang tinggi kebanyakan mahasiswa rela menjatuhkan martabat dirinya sendiri dan martabat orang tuanya. Sungguh memalukan. Orang tua mengamanahi untuk menuntut ilmu bukan untuk mendewakan nilai. Sungguh memalukan,sungguh memalukan!!!

Namun,yang patut disyukuri masih banyak mahasiswa yang memegang prinsip kejujuran. Mahasiswa yang masih bertanggung jawab atas dirinya dan orang tuanya. Benih benih unggul masih tersebar di negeri ini. Generasi emas yang masih menjaga kesuciannya. Intelektual yang tinggi sangat dibutuhkan di negeri ini untuk menciptakan sebuah bangsa yang maju dari segi teknologi ekonomi, dan lainnya. Namun, kejujuranlah yang akan menentukan arah bangsa ini. Menuju pada sebuah kejayaan atau pada sebuah kehancuran.

 

Mahasiswa seperti inilah yang harus dikembang biakkan karena mereka adalah para penerima estafet kepemimpinan yang cocok untuk membawa sebuah kemajuan yang bermartabat. Pentingnya kejujuran sudah dapat dibuktikan pada kasus yang sering melanda para petinggi pemerintahan. Korupsi terjadi karena tidak adanya akhlak, tidak adanya kejujuran. Begitu mudahnya para pejabat baik eksekutif, legislatif, atau yudikatif untuk digoda dengan uang yang membawa kenikmatan sementara.

Patut diingat bahwa integritas bermuara pada kejujuran. Oleh sebab itu dapat diketahui begitu pentingnya kejujuran. Mahasiswa yang menjunjung tinggi kejujuran patut diapresiasi meskipun mereka harus menanggung kekesalan akibat kecurangan yang dilakukan mahasiswa lain. Mereka lebih memilih mendapat nilai rendah namun dengan otak sendiri dari pada mendapat nilai tinggi namun berasal dari otak orang lain. Pahit? Memang, rasanya memang pahit. Namun,ingatlah dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Kesulitan dalam dunia pendidikan karena orang yang tak bertanggung jawab, akan berbalas dengan kemajuan yang dibawa orang yang memegang teguh prinsip kejujuran.

“Jujurlah kamu meskipun didepanmu sebuah kehancuran dan janganlah kamu berbohong meskipun didepanmu sebuah keberhasilan”

Artikel berjudul “Kejujuran di Bangku Kuliah itu Pahit tapi Manis” ini adalah artikel lomba yang di adakan oleh Redaksi Seputar Kuliah

Ditulis oleh: Iqbal Prasetya
(Bisa disapa lewat instagram: @deathpiea)

#SeputarKuliah #SeputarKuliahCom

1 Comment
  1. […] Baca juga: Kejujuran di Bangku Kuliah itu Pahit tapi Manis. […]

Leave A Reply

Your email address will not be published.

x