Pengangguran? Aku sih NO

Tahukah sahabat Seputar Kuliah, bahwa kini Indonesia mengalami penurunan jumlah pengangguran. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 5 Mei 2017, pada Februari 2017 sebanyak 131,55 juta orang angkatan kerja, sedangkan jumlah penduduk bekerja di Indonesia pada Februari 2017 sebanyak 124,54 juta orang, naik sebanyak 6,13 juta orang dibanding keadaan Agustus 2016 dan naik sebanyak 3,89 juta orang dibanding Februari 2016.

Namun, dari beberapa sumber media masa, diperoleh beberapa berita tentang antrian yang membludak pada setiap acara Job Fair, bahkan ada yang sampai terinjak-injak dan pingsan.

  • TANGERANG – Ribuan pelamar membeludak di acara Job Fair yang digelar di Mardi Gras Citra Raya, Cikupa, Kabupaten Tangerang pada Rabu (7/12/2016). Sejumlah pelamar pun mengalami pingsan akibat terinjak – injak dengan pelamar kerja lainnya.
  • SUBANG – Selasa (28/2/2017). Mereka rela berdesakan, mengantri panjang, dan panas-panasan untuk memberikan berkas lamaran yang telah mereka siapkan kepada sejumlah perusahaan lokal dan multi nasional dari total 12 perusahaan yang disiapkan oleh pihak panitia.
  • SOLO – Antrean panjang terlihat di halaman Auditorium Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Rabu (5/4). Saking panjangnya, antrean mencapai halaman Kantor Rektorat UNS. Para pencari kerja ini bahkan rela berdiri berjam-jam demi bisa masuk ke Audiorium UNS untuk melamar pekerjaan yang disuguhkan di UNS Solo Job Fair 2017.

Tampak sangat kontras sekali kan? Jadi, apa yang sebenarnya terjadi, apakah pihak BPS salah dalam menyajikan data?

 

Ternyata pada laman BPS juga disajikan data tentang hubungan tingkat pendidikan dengan jumlah pengangguran.
Apakah kalian tahu sahabat Seputar Kuliah, kalau justru angka pengangguran tertinggi adalah mereka-mereka yang memiliki pendidikan tinggi.

Pic: Infografis Badan Pusat Statistik (BPS)

Dapat kita lihat, hasil data tersebut menunjukkan bahwa mereka yang berpendidikan rendah justru lebih sedikit yang menganggur. Sedangkan berpendidikan lebih tinggi justru lebih lama jadi penggangguran. Data tersebut mencatat bahwa mereka yang lulusan SD ke bawah justru lebih besar presentasenya sebagai tenaga kerja aktif, yakni 42,23 %, kemudian lulusan SMP 18,16%, sedangkan pendidikan tertinggi seperti lulusan universitas hanya mencapai presentasi 9,31%. Sungguh disayangkan karena mereka yang telah mengenyam pendidikan lebih tinggi justru lebih banyak tidak bekerja.

Apa yang sebenarnya menjadi masalah dari data yang kontras ini. Masalahnya terletak pada gengsi dan tidak kreatif para pencari kerja yang memiliki pendidikan lebih tinggi, mereka lebih cenderung memilih-milih pekerjaan. Contohnya banyak dari para lulusan tingkat sarjana, tidak mau memulai sesuatu dari bawah, terlalu takut mengambil resiko, terlalu takut untuk gagal, sebisa mungkin mereka ingin langsung diterima bekerja di perusahaan besar atau kerja kantoran. Padahal telah banyak contoh membuktikan bahwa pekerjaan apapun, asalkan ditekuni dengan sungguh-sungguh akan membuahkan hasil yang luar biasa.

Dapat kita ambil contoh kisah inspiratifnya Menteri Kelautan dan Perikanan RI kita, Ibu Susi Pudjiastuti yang sepak terjangnya kini diakui secara nasional bahkan internasional. Beliau memilih untuk berhenti sekolah sebelum lulus SMA. Memulai bisnisnya, beberapa kali jatuh bangun sampai sekarang telah menjadi salah satu menteri Republik Indonesia yang disegani.

Kisah inspiratif lainnya yaitu sosok dibalik semua gadgets kesayangan kita sekarang, yaitu Steve Jobs, lahir sebagai yatim piatu, hidup dalam kemiskinan dan tidak pernah menamatkan kuliahnya, kini dia termasuk dalam jajaran orang-orang terkaya di dunia. Masih banyak lagi kisah-kisah orang-orang sukses yang memulai semuanya dari nol.

Banyak dari para fresh graduate cenderung terlalu idealis memilih pekerjaan pertama. Melamar pekerjaan pun melalui sudut pandang apakah reputasi perusahaan menjadikan gengsinya lebih tinggi dan seberapa besar salary atau gaji yang bisa mereka dapatkan? Entah mereka menyadarinya atau tidak, bahwa fakta yang ada di lapangan tidak seindah ekspektasi mereka selama di bangku kuliah.

Nah, supaya kamu para fresh graduate tidak perlu menganggur terlalu lama, penulis memberikan tiga langkah awal untuk kalian yang sedang mengundi nasib demi masa depan yang gemilang.

Pertama : Jangan malu

Mari semua yang berkaitan dengan rasa gengsi itu kita hilangkan. Kalau kata pepatah zaman sekarang, “kamu nggak akan kenyang oleh karena makan gengsi.”

Tidak masalah buat kamu para fresh graduate untuk bekerja di startup dulu dengan gaji yang pas-pasan. Jadikan tahap awal ini sebagai tahap pembelajaran kita di dunia kerja secara nyata, karena idealisme kita selama di bangku kuliah itu terkadang sangat berbanding terbalik dengan dunia sesungguhnya di luar sana.

Pengalaman adalah hal terbaik yang bisa menambah kualitas pada diri kita. Ntar kalau pengalamanmu dirasa cukup, cuss..lanjut melamar perusahaan yang kamu idamkan. Karena biasanya perusahaan besar lebih mengutamakan merekrut karyawan-karyawan yang telah berpengalaman di bidangnya.

Kedua : Berani

Terlalu lama dalam kotak nyaman, terkadang membuat kita tidak berani berpikir atau bertindak untuk mencoba hal yang baru di luar kotak. Kita terlalu takut dengan semua resiko yang sebenarnya kita buat sendiri skenario dramatisnya.

Jadi untuk para sahabat Seputar Kuliah, beranilah dalam mengambil resiko. Tapi bukan berarti tanpa perhitungan. Beranilah untuk mencoba merambah dunia bisnis, jangan terlalu lama memikirkan resiko dan terlalu takut untuk mencoba, pikirkan lalu action.

Contohnya, kalau saja dulu Pak Alva Edison terlalu lama memikirkan resiko kegagalan yang bakal dia terima dan menyerah pada percobaanya yang ke 999 mungkin sampai sekarang kita masih pakai obor.

Untuk itu, kaulan muda, beranikan diri untuk memulai sesuatu yang baru, kegagalan yang kita peroleh bukanlah kesalahan, tapi sebuah bekal yang paling penting untuk menuju keberhasilan. Karena orang hebat adalah orang yang telah menghabiskan seluruh jumlah kegagalannya.
Hanya mereka yang berani gagal total yang mempunyai harapan untuk sukses dengan hebat. –Robert F. Kennedy

Terakhir : Kreatif

Untukmu sahabat Seputar Kuliah jadilah manusia yang kreatif, pikirkan hal-hal yang tidak biasa yang menarik perhatian, membawa kebermanfaatan dan akhirnya menghasilkan uang.

 

Kalian bisa bekerja sama sesama para fresh graduate atau mereka yang memiliki tekad yang kuat untuk membangun startup. Bisa kalian pelajari bagaimana para pioner Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak, memulai langkah mereka dalam berbisnis. Mereka adalah orang-orang kreatif yang memiliki kemauan keras dan tekun, serta merintis bisnisnya dari tiada menjadi ada.

Tapi jangan bayangkan seperti sulap Sim Sala Bim Abracadabra! Maka semuanya akan seperti yang kalian bayangkan. Para pioner tersebut telah begitu banyak melalui rintangan dan kegagalan sebelum akhirnya sesukses sekarang.

Nah itulah tiga langkah awal yang bisa kalian lakukan untuk menjadi fresh graduate yang anti pengangguran. Jangan lupa diiringi dengan berdo’a kepada yang maha memiliki segalanya. Jangan malu, berani, dan kreatif akan membimbingmu menjadi orang-orang sukses sesuai yang sahabat impikan.

Artikel berjudul “Pengangguran? Aku sih NO!” ini adalah artikel lomba yang di adakan oleh Redaksi Seputar Kuliah

Ditulis oleh: Reny.

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.

x