SKS adalah Komponen Penting di Perkuliahan?

SKS adalah sistem baku yang mungkin akan terdengar asing bagi siswa non-perkuliahan.  Pasalnya, komponen ini memang baru diterapkan di lembaga setingkat perguruan tinggi.

Sebagai informasi, SKS adalah singkatan dari Satuan Kredit Semester. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan tingkat beban studi yang ada dalam setiap mata kuliah.

Seluruh materi perkuliahan yang dipelajari mahasiswa memiliki beban studi masing-masing, yang juga akan menentukan penilaian sebagai syarat kelulusan.

Dengan kata lain,  SKS adalah sistem inti yang akan mempengaruhi seluruh aspek perkuliahan mulai dari awal hingga kelulusan.

Untuk menjalaninya dengan baik, mahasiswa harus memahami dengan baik apa itu SKS kuliah, bahkan sebelum masuk kampus. Yuk simak penjelasan berikut ini!

Pengertian SKS

pengertian sks

Sebelum mengulas lebih jauh tentang penerapan Satuan Kredit Semester di perguruan tinggi, ada baiknya kita memahami arti SKS secara etimologis.

Permenristekdikti no. 44/2015 awalnya mendefinisikan bahwa SKS adalah waktu kegiatan belajar yang harus ditempuh peserta didik untuk sebuah mata kuliah.

Lebih lanjut, dijelaskan pula bahwa waktu belajar ditetapkan berdasarkan proses belajar dan pengakuan atas keberhasilan peserta didik dalam kegiatan kurikuler yang diikuti.

Meski demikian, sebagaimana dikutip dari website resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penyajian definisi tersebut dinilai kurang mewakili arti SKS secara keseluruhan.

Pasalnya, dalam tren pendidikan yang berlangsung saat ini, beban studi tidak hanya berdasarkan kegiatan kurikuler, namun juga mempertimbangkan kegiatan di luar kelas.

Misalnya, beberapa mahasiswa mungkin memiliki piagam penghargaan, peringkat kejuaraan, atau pengalaman magang. Namun prestasi tersebut umumnya tidak masuk dalam kurikulum jurusan.

Dalam hal ini, sistem SKS adalah solusi, di mana prestasi akan mendapat pengakuan/penghargaan sesuai satuan yang ditetapkan, dan nantinya akan menjadi pendukung kelulusan peserta didik.

Dengan demikian, berdasarkan Wikipedia, sistem SKS adalah adalah pengakuan/rekognisi karena telah mengambil kursus di sekolah atau universitas sebagai tolok ukur jam belajar untuk kelulusan.

Setiap mahasiswa harus mendapatkan pengakuan/rekognisi sesuai jumlah yang ditetapkan perguruan tinggi agar dapat dinyatakan lulus perguruan tinggi dan menyandang gelar.

SKS Adalah Dasar Sistem Pendidikan di Perguruan Tinggi

SKS Adalah Dasar Sistem Pendidikan di Perguruan Tinggi

Sebelum jenjang perguruan tinggi, siswa belajar dengan sistem terstruktur di mana semua materi telah disiapkan dari sekolah. Istilahnya, peserta didik hanya tinggal datang dan mengikuti pelajaran.

Meski demikian, sistem akan berubah drastis ketika berada di perguruan tinggi. Sejak awal, mahasiswa baru sudah harus mandiri dan memutuskan program belajarnya sendiri.

Walau dalam beberapa kondisi pihak kampus sudah menentukan mata kuliah wajib yang harus ditempuh, namun sebagian besar perkuliahan dikonsep sendiri oleh siswa.

Dalam hal ini, perguruan tinggi akan memberikan beban berupa jumlah SKS yang harus ditempuh, baik dari mata kuliah wajib maupun pilihan.

Setiap mata kuliah memiliki bobot rata-rata 2-4 SKS. Namun untuk beberapa matkul tertentu, pihak kampus juga menerapkan bobot yang cukup besar hingga di atas 10 satuan kredit semester.

Setiap kali berhasil menyelesaikan mata kuliah, maka Anda akan mendapat pengakuan/rekognisi sesuai jumlah SKS, yang nantinya akan diakumulasi untuk syarat kelulusan.

Sebagai contoh SKS kuliah mahasiswa telah ditetapkan 140 untuk lulus. Maka Anda harus menempuh berbagai mata kuliah dengan beragam bobot hingga target kelulusan terpenuhi.

Hal ini membuat proses belajar mahasiswa bisa berbeda satu sama lain. Peserta didik dalam satu angkatan bisa saja lulus tidak bersamaan karena perbedaan pencapaian SKS selama kuliah.

SKS Adalah Tolok Ukur Kelulusan

SKS Adalah Tolok Ukur Kelulusan

Lebih dari sekedar mengetahui kepanjangan SKS, kamu juga perlu memahami tujuan dan standar yang diukur dalam pendidikan di perguruan tinggi.

Untuk mempermudah pemahaman, berikut ini ada beberapa poin yang perlu diketahui terkait apa itu SKS dalam kuliah, sebagaimana penjelasan dalam Wikipedia:

  • SKS kuliah adalah beban studi yang harus diambil mahasiswa saat menyelesaikan pendidikan dalam ranah perguruan tinggi.
  • Satuan kredit semester juga menunjukkan besarnya pengakuan yang diperoleh jika menyelesaikan mata kuliah tertentu.
  • SKS adalah standar yang menunjukkan bobot sebuah mata kuliah, dalam hal ini mewakili beratnya proses dan usaha untuk belajar .
  • Satuan kredit semester juga mewakili usaha yang dilakukan tenaga pengajar atau badan pendidikan dalam pengadaan pembelajaran.

Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa SKS artinya adalah tanggung jawab yang dimiliki mahasiswa untuk mendapat predikat kelulusan.

Penerapan SKS adalah salah satu upaya perguruan tinggi untuk bertindak objektif dalam mengukur kemampuan peserta didik.

Berbeda dengan sistem sekolah yang pola pengajarannya dipukul rata, penerapan SKS adalah terobosan untuk membantu mahasiswa berkembang sesuai kemampuannya.

Mahasiswa dengan kemampuan unggul akan memiliki kesempatan untuk lulus lebih cepat karena mereka punya kesempatan untuk mendesain sendiri program kuliahnya.

Peran dan Manfaat SKS dalam Perkuliahan

Peran dan Manfaat SKS dalam Perkuliahan

Mungkin beberapa orang bertanya-tanya kenapa sistem pendidikan di perguruan tinggi tidak sama dengan jenjang sebelumnya. Dalam hal ini, SKS adalah target utama yang harus dipenuhi.

Faktanya, tujuan utama dari sistem SKS adalah untuk memberikan pendidikan yang lebih tepat sasaran dan obyektif sesuai kondisi mahasiswa. Berikut beberapa rincian manfaatnya:

  • Memudahkan mahasiswa menyusun program kuliah sendiri sesuai kondisi, minat, dan kemampuan masing-masing.
  • Keleluasaan menyusun program juga memberi kesempatan mahasiswa untuk lulus sesuai target masing-masing.
  • SKS adalah cara memudahkan lembaga untuk menyusun program pendidikan sesuai dengan teknologi dan tren terkini.
  • Memudahkan proses transfer jika ada pengalihan kredit jurusan.
  • Membantu mahasiswa lebih fokus pada kemampuan diri karena mata kuliah dirancang lebih spesifik sesuai bidang ilmu dan pembahasan.
  • Memudahkan evaluasi karena setiap mata kuliah akan dinilai dengan sistem indeks prestasi A, B, C, dan seterusnya.

Nilai Indeks Prestasi

Nilai Indeks Prestasi

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, SKS adalah salah satu komponen dalam penentuan nilai, atau yang lebih dikenal dengan istilah indeks prestasi (IP).

Penilaian di perguruan tinggi akan diberikan dalam bentuk abjad, yang masing-masing mewakili nilai tertentu. Berikut rincian bobot nilai berdasarkan laman resmi Universitas Gajah Mada:

  • 4= A (Sangat Baik/Memuaskan)
  • 3,7= A- (Baik)
  • 3,3= B+ (Baik)
  • 3= B (Baik)
  • 2,7= B- (Baik)
  • 2,3= C+ (Cukup)
  • 2= C (Cukup)
  • 1,75= C- (Cukup)
  • 1= D (Kurang)
  • 0= E (Gagal)

Angka bobot dalam daftar diatas adalah nilai yang bisa dihitung untuk indeks prestasi kumulatif. Semakin besar jumlah SKS, maka semakin besar juga dampaknya untuk IPK.

Contoh Kasus

Doni mengambil mata kuliah Kalkulus yang memiliki beban 6 SKS. Kemudian dia berhasil menyelesaikannya dengan baik dengan predikat A.

Dalam semester yang sama, dia juga mengambil mata kuliah Aljabar dengan beban 4 SKS dan berhasil menyelesaikannya dengan predikat A-. Berapa IPK-nya berdasarkan dua matkul tersebut?

Jawaban:

  • Indeks prestasi untuk mata kuliah Kalkulus adalah A, atau setara dengan bobot nilai 4
  • Indeks prestasi untuk mata kuliah Aljabar adalah A-, atau setara dengan bobot nilai 3,7
  • Total SKS yang ditempuh untuk Kalkulus dan Aljabar: 6+6=10

Rumus Total Indeks Prestasi Kumulatif semester: Total (SKS x poin/bobot nilai) : (jumlah SKS)

IPK = [(SKS Kalkulus x Bobot Nilai) + (SKS Aljabar x Bobot Nilai)] : (SKS Kalkulus + SKS Aljabar)

= [(6 x 4) + (4 x 3,7) : (6+4)

= [24 + 14,8] : 10

= 3,88

Dengan demikian, bisa diketahui bahwa semakin banyak SKS yang memiliki nilai bagus, akan semakin tinggi pula IPK yang akan diraih.

Sistem ini memang cukup praktis dalam memaksimalkan pembelajaran. Dengan demikian, mahasiswa bisa fokus memperbaiki mata kuliah yang kurang baik secara efisien.

Penerapan SKS dalam Kuliah

Penerapan SKS dalam Kuliah

Dalam ulasan sebelumnya, Anda telah mempelajari SKS itu apa menurut definisi etimologi. Meski demikian, sistem ini mungkin masih sulit dipahami tanpa penjelasan terkait penerapannya.

Perlu diketahui bahwa bobot SKS diberikan berdasarkan jumlah waktu dan usaha yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu mata kuliah.

Dengan demikian, semakin besar SKS sebuah mata kuliah, semakin besar pula bobotnya dalam penilaian akhir kelulusan.

Umumnya, satu SKS setara kurang lebih 40 jam/semester, yang terdiri dari waktu kuliah, tugas, studi mandiri, dan ujian. Namun biasanya SKS diuraikan lagi, sehingga dalam seminggu menjadi:

  • Pertemuan selama 50 menit (umumnya dalam bentuk tatap muka)
  • Pemberian tugas terstruktur dari dosen/pendidik/perencana dengan estimasi beban waktu pengerjaan selama 1 jam.
  • Belajar mandiri (misalnya dengan membaca literatur atau mengerjakan latihan) dengan perkiraan waktu 1 jam.

Perlu dicatat bahwa SKS adalah sistem yang terstruktur, dan tidak hanya mencakup jam tatap muka, melainkan termasuk kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.

Aspek seperti penugasan dan belajar mandiri juga harus disertakan secara komprehensif. Itulah alasan kenapa mahasiswa selalu mendapat banyak tugas di luar jam tatap muka.

Komponen penting lain dalam SKS adalah adanya kegiatan seminar, tugas akhir, ujian tengah semester, ujian akhir atau proses pembelajaran lain yang mendukung mata kuliah terkait.

Kecuali jam pertemuan, waktu belajar SKS adalah hal yang sebenarnya tidak baku. Penugasan bisa saja fleksibel selama relevan dengan bidang ilmu yang dipelajari dan kebijakan perguruan tinggi.

Meski demikian, ada pula beberapa lembaga pendidikan tinggi yang juga menerapkan jam pertemuan berbeda, misalnya 60 menit, karena alasan tertentu.

Jumlah SKS yang Harus Ditempuh di Perguruan Tinggi

Jumlah SKS yang Harus Ditempuh di Perguruan Tinggi

Sebagaimana dijelaskan di atas, SKS adalah beban yang harus dipenuhi mahasiswa untuk menyandang predikat lulus perguruan tinggi. Lalu berapa standar yang harus dipenuhi?

Secara umum, jumlah SKS yang dibebankan akan berbeda tergantung pada jenjang pendidikan. Mahasiswa S1 akan memiliki target yang berbeda dengan S2, dan seterusnya.

Meski demikian, rata-rata lembaga pendidikan menerapkan acuan berikut:

  • D1 (Diploma 1): minimal 32 SKS dengan pendidikan selama 1 tahun/2 semester.
  • D2 (Diploma 2): minimal 64 SKS dengan lama pendidikan 2 tahun (4 semester).
  • D3 (Diploma 3): minimal 112 SKS yang ditempuh selama 3 tahun/6 semester.
  • Sarjana/Terapan (S1): minimal 144 SKS dengan lama pendidikan 4 tahun (8 semester).
  • Magister/Terapan (S2): minimal 40 SKS dengan lama pendidikan 2 tahun (4 semester).
  • Doktor/Terapan (S3): minimal 48 SKS dengan lama pendidikan 3 tahun (6 semester).

Namun jumlah di atas hanya sebagai standar umum dan bisa berbeda di lapangan. Selama pendidikan perguruan tinggi, mahasiswa juga dibebaskan mengambil mata kuliah pilihan yang disukai walau sudah melebihi target SKS yang ditentukan.

Dalam hal ini, selain menerapkan jumlah SKS minimum, lembaga pendidikan biasanya juga menentukan beberapa mata kuliah wajib, misalnya skripsi, praktek lapangan, dan lain-lain.

Mahasiswa dinyatakan bisa mengurus kelulusan jika seluruh mata kuliah wajib telah diselesaikan dan jumlah SKS sudah mencukupi.

Jika ada, kelebihan jumlah SKS adalah poin plus yang mungkin mempengaruhi nilai IPK akhir secara keseluruhan.

Syarat Kelulusan Perguruan Tinggi Selain SKS

Syarat Kelulusan Perguruan Tinggi

Walaupun jumlah SKS adalah syarat mutlak kelulusan di perguruan tinggi, namun nyatanya ada beberapa faktor lain yang juga harus diperhatikan untuk meraih gelar sarjana.

Setiap kampus mungkin memiliki beberapa aturan berbeda. Meski demikian, berikut ini kriteria untuk jenjang Sarjana, sebagaimana dilansir dari laman resmi Universitas Gajah Mada:

  • Memenuhi jumlah satuan kredit semester wajib yang ditetapkan pihak penyelenggara pendidikan (144-148 SKS).
  • Total IPK (Indeks Penilaian Kumulatif) minimal 2,00
  • Dinyatakan lulus semua mata kuliah wajib, dengan minimal kredit C.
  • Jumlah total SKS mata kuliah dengan nilai D harus di bawah 10%.
  • Tidak ada mata kuliah dengan nilai E (jika ada harus mengulang matkul yang sama hingga dinyatakan lulus).
  • Dinyatakan lulus ujian skripsi/tugas akhir/sesuai kebijakan kampus/jurusan.

Berdasarkan penjelasan di atas, SKS adalah penentu utama dalam kelulusan namun tidak mutlak. Meski demikian, hasil nilai dari setiap satuan kredit semester akan menentukan IPK di akhir.

SKS Berbasis ECTS untuk Studi Internasional

SKS Berbasis ECTS untuk Studi Internasional

Selain SKS yang berlaku secara konvensional di berbagai kampus Indonesia, kita juga mengenal ECTS (European Credit Transfer and Accumulation System).

Dilansir dari laman resmi Institut Sepuluh November, ECTS adalah sistem transfer kredit untuk mahasiswa yang melakukan studi di Eropa.

Dalam hal ini, kebijakan SKS yang ditetapkan mungkin berbeda sehingga harus dilakukan konversi, di mana satu satuan kredit semester akan setara dengan 1,6 ECTS.

Konversi ECTS juga akan dilakukan jika ada mahasiswa Eropa yang melakukan studi di Indonesia. Dengan demikian, standar dan taraf pendidikan akan setara satu sama lain.

Biaya SKS dan Penyusunan Program Kuliah

Biaya SKS dan Penyusunan Program Kuliah

Mahasiswa perguruan tinggi akan dibebani biaya iuran setiap semester, di mana di dalamnya sudah mencakup biaya SKS dan operasional pendidikan.

Biaya SKS adalah harga yang ditetapkan oleh yayasan pendidikan untuk setiap satuan kredit semester yang ditempuh mahasiswa. Nominalnya pun berbeda di setiap kampus.

Untuk semester reguler biasanya kampus sudah menetapkan biaya per paket, yang biasanya dikenal dengan istilah uang kuliah semester.

Namun untuk mahasiswa yang mengambil kuliah pada semester pendek, yang biasanya dilaksanakan saat liburan, akan dikenakan biaya berdasarkan jumlah SKS yang diambil.

Jumlah SKS yang harus diambil oleh seorang mahasiswa dalam satu semester biasanya ditentukan oleh kebijakan universitas atau program studi tertentu.

Namun dalam jenjang sarjana, biasanya mahasiswa diperkenankan mengambil sekitar 18 SKS (bisa lebih atau kurang, tergantung kemampuan peserta didik.

Nantinya, program mata kuliah yang akan diambil akan dicantumkan dalam Kartu Studi Mahasiswa (KRS) yang terhubung dengan sistem database perguruan tinggi.

Penutup

Penutup tentang materi sks

Berdasarkan ulasan di atas, SKS adalah sistem pendidikan tinggi untuk mengukur beban belajar mahasiswa dan kemajuan akademik mereka, di mana setiap mata kuliah memiliki bobot tertentu.

Secara umum, mahasiswa diharapkan mengambil sejumlah SKS tertentu untuk memenuhi persyaratan kelulusan. Namun, aturan SKS dapat bervariasi antara universitas dan program studi.

Mengingat SKS adalah sistem untuk memaksimalkan pendidikan, jangan ragu merujuk ke panduan universitas atau konsultasikan dengan penasihat akademik untuk mendapatkan informasi akurat.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.

x