Dilema Memilih Jurusan Kuliah

“Waktu terus berjalan, Ela. Kalau kamu tidak bisa memutuskan dengan secepatnya, masa depanmu mau gimana?”

Kalimat itu sudah sering dilontarkan oleh ayah sejak saya beranjak ke kelas SMA 2. Sekarang sudah hampir waktunya untuk mulai registrasi untuk universitas dan saya pun masih belum bisa memilih dengan mantap. Saya sudah mengikuti banyak tes bakat minat, seminar dan melakukan riset mengenai mata kuliah yang menarik perhatianku. Tapi masih saja, saya belum kepikiran apa yang saya ingin pelajari selama dua tahun kedepan.

Bukannya saya malas atau tidak ingin kuliah, saya terlalu berambisi dan mempunyai banyak impian dan cita-cita. Hal itu memusingkan kadang-kadang dan tidak membantu saya fokus untuk hal yang saya ingin lakukan; membantu orang lain. Pernahkah anda merasakan hal yang sama? Ada banyak hal yang anda ingin lakukan dan coba, namun anda hanya bisa memilih satu yang ‘paling benar’ dan karena itu, anda menjadi takut gagal dan terlalu memusingkan hal itu?

Alasan utama saya mengapa terkadang saya berbohong mengenai hal ini, bahwa saya sudah tahu apa yang saya inginkan, adalah karena saya tidak ingin membuat orang tua saya kecewa paling terutama. Saya selalu dianggap anak yang memiliki banyak harapan untuk masa depan dan mereka percaya sekali pada saya. Mereka tidak memaksa saya mengikuti jurusan yang mereka inginkan untuk saya, karena mereka percaya bahwa saya bisa bertanggung jawab atas keputusan saya sendiri untuk kedepan. Hal itu membuat saya cenderung berbohong kepada siapa saja yang menanyakan jurusan kuliah apa yang saya inginkan ataupun kuliah mana yang saya mau masuk.

Alasan lainnya adalah, saya tidak ingin mengecewakan diri saya sendiri. Saya selalu berpikir bahwa saya akan sukses dikedepannya, dan saya sering menceritakan bagaimana hidup saya sepuluh tahun kedepannya saat saya sudah mencapai titik tersebut. Jika saya gagal dalam hal ini, semua harapan saya tidak akan terjadi. Sejujurnya, saya tidak ingin hanya duduk di depan meja kantor delapan jam lebih dan melakukan pekerjaan yang sama setiap hari tanpa ada kemajuan di hidup saya. Karena itu juga, standar yang saya taruh untuk diri sendiri sangat tinggi. Saya takut jika saya tidak bisa mencapai target itu, dan anda juga pasti pernah merasakan hal yang sama.

Saya sungguh iri kepada teman-teman atau orang yang sudah memiliki rencana terperinci mengenai masa depan mereka, seperti kuliah di mana, apa yang akan mereka lakukan setelah kuliah, apakah mereka akan pindah keluar negeri, dsb. Hidup mereka terlihat tenang dari luar dan saya perhatikan bahwa saya akhir-akhir ini sering membandingkan diri saya dengan mereka, yang sebenarnya tidak membantu keadaan saya sendiri selain membuat saya merasa lebih terpuruk dan putus asa.

 

Dalam sisi lain, bakat minat saya pun tidak terlalu jelas. Saya sangat gemar membaca; novel, majalah, biografi, website life hacks, dll. Namun, saya tidak bisa hidup dikedepannya dengan hanya membaca. Saya harus bekerja untuk mencari uang. Saya pernah kepikiran untuk menjadi penulis, tetapi saya memiliki waktu yang sulit untuk fokus pada satu cerita dan terkadang jika saya harus menulis, saya harus bersusah payah untuk menerjemahkan ide yang ada di otak saya menjadi kata-kata.

Memilih jurusan kuliah yang benar pada jaman sekarang sangat penting, karena telah dinyatakan bahwa kira kira 80% mahasiswa salah pilih jurusan. Jika hal itu terjadi, waktu akan terbuang dan uang yang sudah digunakan untuk membayar pendidikan anak untuk empat semester lebih akan sia-sia. Saya tidak ingin membebani orang tua saya dengan hal seperti ini.

Meski saya merasa sendiri, saya percaya ada banyak anak muda yang merasakan hal yang sama seperti saya. Dilema untuk tidak mengecewakan siapa pun, maupun keinginannya untuk mengikuti minatnya (belum lagi jika orang tuanya memaksa atau keadaan finasial tidak mendukung) sudah menambah pada kekhawatiran pada masa depan. Dan saya ingin mengatakan pada semua yang merasa hal itu, tidak apa-apa jika kau belum merencanakan semuanya dalam hidup.

Ada banyak kesempatan yang masih bisa diambil, seperti beasiswa yang bisa didapatkan dari nilai sekolah. Kita harus berani untuk mengambil kesempatan-kesempatan tersebut dan suatu kali, kita akan mengerti jalan mana yang harus kita ambil. Jangan lupa untuk konsultasi pada orang tua yang bisa membantu dari pengalaman mereka sendiri, atau tanyakan guru BK di sekolah. Jangan lupa juga untuk berdoa dan meminta pertolongan pada Yang Maha Esa. Semua hal memerlukan waktu, dan mungkin kita sudah melihat orang lain lebih maju, tetapi jangan membandingkan diri sendiri dengan mereka. Toh, hidup kita berbeda-beda.

Saya belajar bahwa tidak ada alasan yang seharusnya menghentikan saya dari meraih cita-cita saya. Saya harus percaya diri bahwa saya bisa memilih mata jurusan yang benar dan jalankan saja prosesnya. Semua hal akan menghasilkan buah asal kita sabar. Dntuk semua orang yang menghadapi dilema yang sama seperti saya, jangan putus asa. Jika anda menginginkannya, pasti ada jalan untuk mencapai hal tersebut. Good luck.

Artikel berjudul “Dilema Memilih Jurusan Kuliah” ini adalah artikel lomba yang di adakan oleh Redaksi Seputar Kuliah (seputarkuliah.com)

Ditulis oleh: Raphaela Widjaja

(Bisa disapa lewat Instagram: elahermit)

5 Comments
  1. […] Baca juga: Dilema Memilih Jurusan Kuliah. […]

  2. […] mengambil jurusan yang diambil baiknya menggali dalam informasi atas jurusan yang akan kita ambil. Peluang masuk yang […]

  3. […] Baca juga: Dilema memilih jurusan kuliah. […]

  4. […] Baca Juga: BACA INI! Buat Kamu yang Dilema Memilih Jurusan Kuliah […]

  5. […] Baca juga: Dilema Memilih Jurusan Kuliah. […]

Leave A Reply

Your email address will not be published.

x