Filosofi Burung Angsa

Kisah ini bermula saat Aku benar-benar sedang jatuh, dimana IP dan IPK ku turun, terasa menyakitkan. Hal ini terjadi saat Aku masih berada pada tahun kedua masa perkuliahan. Banyak peristiwa yang terjadi sehingga Aku harus membagi waktu dan terasa keteteran. Yap, orang biasa yang mencoba untuk (sok) sibuk serta tergila-gila akan berburu pengalaman setelah mengikuti organisasi atau kepanitiaan sehingga Aku terkecoh sedikit mengabaikan alasan Aku berada disini (menuntut ilmu). Aku terpuruk, air mata sudah tidak bisa dibendung lagi apalagi saat menceritakan hal ini kepada mereka terutama orang tua yang selalu ada dan support, meninggalkan penyesalan yang mendalam.

Entah mengapa setelah Aku benar-benar merasa jatuh, munculah dua tanda tanya besar dalam benakku. Keresahan akan padatnya kepentingan akademik dan organisasi atau kepanitiaan yang seakan menuntut ini itu selalu berjalan berdampingan, disini Aku mulai bingung dan mencari-cari apa yang salah pada diriku? Sudah seriuskah Aku selama ini? Karena memang sejatinya kepentingan akademik lebih penting dan sebagai anak yang diberi kepercayaan oleh orang tua untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, Aku bertanggung jawab untuk menjaga kepercayaan tersebut dan melakukan usaha terbaik agar bisa membuat lukisan terindah untuk kedua orang tua. Aku juga membutuhkan soft skills yang mungkin tidak didapatkan dalam perkuliahan formal, jadi perlu adanya keikutsertaan dalam organisasi atau kepanitiaan karena dari kegiatan tersebut Aku juga belajar hal-hal yang sebelumnya tidak tahu dan tidak mengerti.

Dalam kasusku ini, Aku kurang bisa membaginya secara proporsional dan manajemen waktu masih belum benar sehingga masih berat sebelah. Akhirnya akademik yang kalah, saat teman-teman ada peningkatan, aku justru turun. Saat itu Aku benar-benar down, pengen nangis, coba kamu bayangkan mendapat nilai jelek (walaupun nilai C) di mata kuliah yang bobot SKS tinggi akan mempengaruhi semuanya baik IP dan IPK semuanya turun. Aku merasa bersalah pada orang tua, selama ini Aku masih tanggungan mereka. Inginku bahagiakan mereka meski apa yang Aku perbuat tidak ada apa-apanya dibandingkan pengorbanan orang tua.

Dua pertanyaan yang timbul dibenakku, Aku tidak bisa menjawabnya sendiri, butuh masukkan agar Aku yakin seyakin-yakinnya. Jadi, Aku coba tanya pada orang yang menurutku cocok (paham maksud analogi pertanyaanku). Pertanyaan yang pertama yaitu Apa yang Kamu Pilih Antara Burung yang Terbang di Langit atau Angsa yang Diam di Danau, Coba Jelaskan Alasannya? Kemudian pertanyaan kedua, Bagaimana Menurutmu Jika Hidup Itu Seperti Hukum Rimba (Siapa Kuat, Dia Menang)?

Orang yang Aku ajukan pertanyaan tersebut, semuanya memilih burung. Ada yang bilang seperti ini “Karena terbang di langit kita bisa membidik mangsa yang akan kita terkam, sekaligus melihat keadaan sekitar apakah berbahaya atau tidak. Berbeda dengan angsa yang diam di danau, dia dekat dengan mangsa tapi dia juga bisa terkena serangan dari hewan lain yang lebih buas misal buaya atau ular”. Dan yang lainnya bilang seperti ini “Terbanglah bebaskan dirimu, jadilah diri sendiri dan keluar dari zona nyaman.”

Kemudian, untuk jawaban pertanyaan kedua ada yang bersepakat bahwa hidup itu seperti Hukum Rimba (Siapa Kuat Dia Menang). Seperti ini tanggapannya“Kuat disini maksudnya bukan secara fisik, tapi hal yang positif. Misalnya ketika lingkungan kita atau orang umumnya bangun jam 8, maka kita harus bangun jam 6 atau 7, lebih awal dari yang lain. Ketika yang lain rajin, maka kita harus lebih rajin. kita harus menjadi yang terbaik diantara yang terbaik. Itulah kuat.”

Setelah mendapatkan pencerahan tersebut, Aku renungi semua yang telah dilakukan, berusaha untuk memperbaiknya meskipun sekarang anak tangga yang harus dinaiki lebih tinggi dari sebelumnya. Aku sadar bahwa hal yang harus Aku ingat ialah jangan pikirkan berapa kali jatuh, tapi ingatlah berapa kali bangkit dan berjuang. Yang terpenting, jangan memaksakan diri.

Kepentingan akademik memang bukan segalanya dan bukan satu-satunya hal yang menunjang kesuksesan seseorang. Urusan akademik dan non akademik (organisasi atau kepanitiaan) sama-sama memiliki peran penting dalam diri apalagi mahasiswa untuk bekal masa depan saat berhadapan dengan dunia kerja, keduanya saling mendukung dan melengkapi. Apa jadinya jika memiliki IPK tinggi tapi tidak memiliki pengalaman (soft skills)? Ataukah soft skills tanpa bekal IPK tinggi? Maka sebagai mahasiswa harus mampu menentukan prioritas utama dan visi misi hidupnya guna mencapai kualitas hidup yang mumpuni. Hal ini memang bersifat subjektif, semua orang memiliki hak untuk memilih dan cara pandang setiap orang berbeda-beda.

Dengan demikian, itu memacu ku untuk terus bangkit dan tidak mau jatuh lagi apalagi jika jatuh pada lubang yang sama. Sudah cukup!!! Aku memutuskan memilih burung karena Aku juga ingin terus terbang bebas mempelajari hal-hal baru. Meskipun kita terus berjalan, akan ada orang-orang yang berlari. Terlebih jika kita hanya diam, akan banyak orang yang terus bergerak maju sehingga akan semakin sulit nanti untuk menyusulnya bahkan untuk setara dengannya. So, percayalah pada dirimu, ingat setiap orang itu punya kelebihan dan kekurangan. Fokuslah pada kelebihanmu. Teruslah berjuang, selalu semangat, gapailah juga impian-impianmu, dan buatlah lukisan senyuman terindah terutama untuk mereka ibu dan ayah, keluarga tercintamu.

Allah Maha Adil, Maha Mengetahui, Maha Melihat, Maha Mendengar setiap doa yang dipanjatkan hambanya. Dan ingatlah sebuah firman Allah “Dan Hanya Kepada Tuhanmulah Engkau Berharap” (QS. Al-Insyiroh : 8).

Kau pasti menyadari bahwa kehidupan itu laksana roda yang selalu berputar, tidak selamanya berada diatas dan sebaliknya, dan kau melihat fenomena pelangi yang biasa muncul setelah hujan turun.. betapa cantiknya warna warni mereka bukan? merupakan anugrah dari Tuhan. Dan kau sering mendengar kalimat “Akan indah pada waktunya nanti”. Ya percayalah, itu juga bisa menjadi kenyataaan. Sekian..

Artikel berjudul “Filosofi Burung – Angsa” ini adalah artikel lomba yang di adakan oleh Redaksi Seputar Kuliah (www.seputarkuliah.com).

Ditulis oleh: Renie Nurcholivatun
(Bisa disapa lewat Instagram : renievatun)

Leave A Reply

Your email address will not be published.

x