Kriteria Contoh Database Mahasiswa yang Baik

Meningkatnya taraf hidup masyarakat berbanding lurus dengan jumlah mahasiswa. Semakin besarnya jumlah tersebut dapat diartikan bahwa data mahasiswa kini tidak bisa lagi dicatat secara manual. Uraian berikut menerangkan bagaimana contoh database mahasiswa yang baik dan benar dan bisa kamu jadikan bahan referensi pembuatan pangkalan data

Pengertian Database Mahasiswa

Perkembangan teknologi sangat membantu masyarakat di dunia ini tidak terkecuali di dunia pendidikan. Ada sebutan pangkalan data/database untuk membantu pencatatan. Lalu apa itu database dan manfaatnya untuk kehidupan kampus?

Database sendiri adalah sebuah sistem sistematis yang mampu menyimpan berbagai data. Data tersebut disimpan secara elektronik dan bisa berisi bermacam-macam termasuk angka, gambar, kata, bahkan video dan file

Secara umum database atau pangkalan data akan disimpan pada local computer yang kamu miliki. Namun kamu juga menyimpan pangkalan data ini pada directory bersama atau dalam server bersama. Untuk server ini pangkalan data bisa diakses oleh banyak orang jadi pastikan kamu memberikan akses pada orang-orang yang terpercaya.

Pangkalan data memiliki beberapa manfaat selain untuk menyimpan data yaitu:

1. Mengorganisir data yang dimiliki. Pada sektor pendidikan tinggi khususnya kehidupan kampus perlu adanya sebuah sistem untuk membantu mengorganisasikan seluruh kegiatan. Ini termasuk pencatatan dari semua informasi mahasiswa yang mereka miliki.
2. Cepat, Mudah dan Efisiensi waktu. Dengan ribuan mahasiswa yang belajar pada suatu universitas memasukkan seluruh informasi atasnya akan menghemat waktu dan tenaga jika sewaktu-waktu ingin melihat informasi tentang mahasiswa tersebut.

Memilih Database yang Kompatibel

Ada berbagai database yang bisa perguruan tinggi gunakan saat menginput data. Microsoft Access, Oracle, Framework dan berbagai jenis lainnya. Saat pemilihan pangkalan data yang hendak digunakan, secara umum harus mempertimbangkan kriteria data sebagai berikut:

1. Keamanan Data. Data mahasiswa termasuk data pribadi karena di dalamnya memuat biodata mulai dari tanggal lahir, nominal ukt hingga alamat rumah. Merujuk pada pengertiannya UKT adalah nominal yang harus mahasiswa bayarkan setiap semesternya.

Nominal UKT mahasiswa dapat dijadikan acuan oleh sindikat pencurian data untuk melakukan kejahatan. Jika database mahasiswa tidak aman maka peluang terjadinya pencurian data akan meningkat.

1. 1. Kapasitas ruang. Data mahasiswa umumnya bertambah dari tahun ke tahun. Apalagi biasanya data alumni tersebut tidak akan dihapus dalam kurun waktu tertentu. Untuk itu perlu pangkalan data yang dapat memuat cukup banyak data dari jumlah mahasiswa yang dimiliki.
   2. Waktu respons database. Ini juga menjadi kriteria dalam pemilihan database karena berpengaruh pada kecepatan pemrosesan software pada data. Semakin cepat maka database tersebut akan semakin baik.
   3. Akses Data. Pembuatan database khususnya mahasiswa pada lingkungan perguruan tinggi tidak lepas atas berapa banyak yang akan mempergunakan data tersebut. Sebut saja petugas tata usaha tingkat kampus juga memerlukan data dari mahasiswa fakultas. Maka jika database mahasiswa sudah terintegrasi dengan baik tidak perlu untuk berjalan ke fakultas untuk meminta data tersebut.

• Backup and Restore. Kriteria yang tidak kalah penting lainnya adalah fitur ini. Bila terjadi hal yang tidak diinginkan misalnya terjadi pemadaman atau ada serangan virus maka data sudah tersimpan. User tidak perlu memasukkan ulang data-data tersebut.

Selain pengorganisasian oleh kampus, database mahasiswa ternyata bisa diakses online. Salah satu contoh database mahasiswa dimiliki oleh Dikti. Data tersebut bisa diakses berdasarkan NIM pada website instansi Dikti.

Penutup

Akses data yang mudah, aman, kapasitas besar dan cepat adalah contoh database mahasiswa yang baik. Untuk itu perlu kehati-hatian dalam pemilihan calon databasenya. Jangan sampai data dari mahasiswa bocor serta disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.