Penerapan UKT, Berpengaruhkah Terhadap Demografi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir?

Setiap tahunnya pihak Badan Pusat Statistik Indonesia melakukan pembaruan data dengan sensus. Salah satu yang dicatat adalah pendidikan terakhir masyarakatnya. Tapi setelah tahun 2013 ada perbedaan jumlah data masyarakat yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga ke perguruan tinggi.

 

Penentu besaran UKT yang harus dibayar mahasiswa

Penentu besaran UKT yang harus dibayar mahasiswa

UKT adalah sejumlah uang yang harus mahasiswa bayarkan setiap semesternya. Uang kuliah tunggal ini mulai diberlakukan secara serentak pada semua perguruan tinggi negeri pada tahun 2013. Jadi sekarang mahasiswa tidak lagi membayar uang pangkal dan hanya membayar biaya UKT saja. 

Sebagai catatan uang kuliah tunggal ini akan dibebankan berdasarkan beberapa kriteria. Jadi semua mahasiswa memiliki uang kuliah yang berbeda dan tidak dipukul rata  lagi. Kriteria yang diambil pihak universitas umumnya adalah kondisi latar belakang sosial ekonomi orangtua, jumlah tanggungan anak, pajak bumi dan bangunan, tagihan listrik perbulannya dan berbagai pertimbangan lainnya.

Sehingga seyogyanya masyarakat kelas menengah ke bawah tidak usah lagi merasa takut untuk belajar hingga perguruan tinggi. 

UKT yang harus Mahasiswa Bayarkan

UKT yang harus Mahasiswa Bayarkan

Pihak universitas juga mempunyai kebijakan tersendiri saat penentuan UKT. Untuk gambaran berikut penentuan UKT dari UGM:

  • Golongan 0 mereka yang masuk golongan ini merupakan pemegang kartu KIP (Kartu Indonesia Pintar) atau penerima beasiswa bidik misi.
  • Golongan 1 kondisi penghasilan kurang dari 500 ribu 
  • Golongan 2 golongan yang orang tuanya berpenghasilan 500 ribu – 2 juta
  • Golongan 3 memiliki kriteria pengadilan 2 juta – 3,5 juta pendapatan 
  • Golongan 4 pendapatan di kisaran 3,5 juta – 5 juta
  • Golongan 5 gaji 5 juta – 10 juta
  • Golongan 6 berpenghasilan 10 juta – 20 juta 
  • Golongan 7 pendapatan bulannya pada 20 juta – 30 juta
  • Golongan 8 adalah orang tua yang berpenghasilan diatas 30 juta.

Setiap program studi menerapkan UKT yang berbeda-beda. Namun untuk golongan 0, 1 dan 2 semua program studi membebankan UKT yang sama.

  • Golongan 0: gratis
  • Golongan 1: Rp 500.000 semua prodi
  • Golongan 2: Rp 1.000.000 semua program studi 
  • Golongan 3: Rp 2.400.000 – Rp 7.350.000 (kedokteran gigi)
  • Golongan 4: Rp 3.500.000 – Rp 10.875.000 (kedokteran)
  • Golongan 5: Rp 5.000.000 Rp 14.500.000 (kedokteran)
  • Golongan 6: Rp 7.000.000 – 20.000.000 (kedokteran gigi)
  • Golongan 7: Rp 7.500.000 – Rp 23.000.000 (kedokteran gigi)
  • Golongan 8: Rp 8.000.000 – .26.000.000 (kedokteran dan kedokteran gigi)

Perbedaan jumlah lulusan perguruan tinggi setelah UKT diberlakukan

Perbedaan jumlah lulusan perguruan tinggi setelah UKT diberlakukan

Menilik penerapan UKT yang diberlakukan nasional apakah berpengaruh pada jumlah lulusan dengan pendidikan terakhir S1? Jawabannya adalah iya. Jumlahnya cukup meningkat dibandingkan sebelumnya. 

Para mahasiswa berprestasi semakin berani untuk menempuh pendidikan tingginya walaupun latar belakang ekonomi dan sosial keluarga tidak bagus. Selain itu bagi yang tidak lolos beasiswa Bidikmisi, UKT adalah penolong untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

Karena UKT menerapkan prinsip subsidi silang yang pada akhirnya akan membantu mahasiswa kurang mampu untuk membayar biaya pendidikannya. 

Penutup

UKT termasuk sebuah inovasi dalam dunia pendidikan karena tidak ada lagi biaya lainnya selain biaya per semester. Program subsidi silang yang ada pada UKT sangat dirasakan bagi mahasiswa yang kurang mampu. Program UKT ini menolong masyarakat untuk mendapatkan tingkat pendidikan terakhir yang lebih tinggi dari hanya sekedar lulusan SMA.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.

x