Mahasiswa Paruh Waktu

Menjadi seorang mahasiswa adalah hal yang sangat menyenangkan, karena kamu bisa mencari jati diri kamu yang sebenarnya, dengan berkuliah kamu bisa menambah wawasan dan menentukan arah tujuan hidup kamu bukan, kamu nggak bakal lagi ketemu pelajaran yang temanya berbeda, tapi kamu sudah mempelajari pelajaran yang kamu ambil sesuai jurusan yang kamu minati bukan, lantas apakah dengan berkuliah duduk manis dikelas kamu sudah menjadi mahasiswa yang sesungguhnya,,,, duhhhhh ini tidak benar.

Menjadi mahasiswa cerdas hanya dibidang akademik saja tidak cukup, kamu harus mengimbanginya dengan skill,, loh kok skill iya skill yang bisa kamu dapat dari mana saja salah satunyaberorganisasi, setiap universitas pastinya memiliki wadah untuk seorang mhasiswa yang ingin menjadi aktivis bisa di ranah kampus kamu sendiri bisa juga bergabung dengan organisasi lain yang ada di luar kampus.

Tapi kamu takut karena banyak teman yang bilang kalau anak organisasi itu banyak yang lama tamat kuliahnya alias nggak tamat tamat,,,

Kamu ada benarnya tapi aktivis yang bijak dia pandai memanfaatkan waktunya. Dengan berorganisasi kamu bisa belajar bagaimana memanagemen waktu, menjadi seorang pemimpin tentunya kamu bakalan banyak link. Banyak teman-teman kuliah hanya mengejar akademik, hanya bagus untuk IPK saja. Memang benar ipk sangat penting, tapi ketika kamu memasuki dunia kerja bukan ipk saja yang dibutuhkan tapi kemampuan kamu dalam memimpin dan skill lainnya juga salah satu point yang di ambil oleh tempat kamu ngelamar kerja, yah dengan berorganisasi kamu bisa mendapatkan kemampuan yang luar biasa.

Saya sendiri mengalami hal demikian, awal ketika saya masuk kuliah saya lebih memilih menjadi seorang mahasiswa Kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang), karena saya sudah tersugesti dengan perkataan banyak orang yang menyatakan bahwa dengan berorganisasi membuat kita tidak fokus untuk belajar. Namun saat semester 3, berawal dari keirian saya melihat teman-teman lainnya yang banyak teman, meminjam buku dengan senior, duduk manis di meja pendaftaran kegiatan ketika keluar kelas, bercengkrama dengan senior, lantas saya hanya mengenal teman yang ada di kelas saya, kemudian saya tertarik untuk mengikuti organisasi BEM, singkat cerita dunia organisasi sudah mulai masuk dalam diri saya, saya yang awalnya menjadi mahasiswa KUPU-KUPU kini menjelma menjadi mahasiswa KURA-KURA (Kuliah rapat-Kuliah rapat) heheh, bahkan nilai saya tidak turun malah meningkat setiap semesternya, akhirnya saya menemukan jawaban bahwa organisasi tidak akan membuat nilai saya menjadi menurun.

Kedilemaan mulai bergejolak lagi ketika saya yang terpilih menjadi sekretaris pada komunitas BEASISWA, saat itu saya sudah semster 6 dan sudah mengambil program kekhususan, kemudian saya juga terpilih menjadi sekjend pada organisasi kampus yaitu BEM di fakultas saya. Saya bingung apakah tawaran menjadi sekretaris bem harus saya ambil, saya ceritakan kepada teman teman saya, dan jawaban mereka pilihlah sesuai kemampuan kamu, lalu curhat kepada keluarga dan keluarga berkata, kamu yakin bakal bisa menghandle semuanya, kamu sudah menjadi sekretaris di suatu komunitas lantas apakah tawaran berikutnya akan kamu ambil, kamu sudah berada pada semester atas sebentar lagi kamu akan menulis skripsi apa kamu sanggup?, nanti kamu tidak akan lulus sesuai waktunya.

Puncak dilema mulai bercabang-cabang di benak saya, akhirnya dengan mengucap bismillah saya juga tidak ingin mengecewakan orang-orang yang telah mempercayai saya memegang sebuah amanah, menurut saya mendapat sebuah kepercayaan adalah suatu hal yang sangat luar biasa, kemudian saya juga tidak ingin mengecewakan keluarga saya yang sudah menantikan kelulusan saya tepat waktu, dan saya juga tidak ingin mngecewakan pihak yang telah membiayai kuliah saya karena saya telah berjanji akan lulus tepat waktu, dengan menyebut bismillah saya mengambil tawaran menjadi sekretaris dan berjanji kepada keluarga saya bahwa saya akan fokus pada keduanya karena saya tau kewajiban saya adalah menyelesaikan kuliah tepat waktu dengan nilai yang baik.

Seiring berjalannya waktu… waktu tidur memang berkurang, waktu pulang kampung berkurang tapi itu hanya serpihan kecil dari hambatan saya dan saya benar-benar merasakan bagaimana menjadi mahasiswa yang seutuhnya belajar tengah malam membuat tugas organisasi, kuliah rapat hingga malam hari, kegiatan saya benar benar berubah 80 persen dari pada saat awal kuliah. Belajar memanagemen waktu, menjadi pemimpin dan alhasil semua terlewati bahkan saya harus membagi waktu ketika harus menulis skripsi yang menurut saya ini adalah matakuliah yang paling dengereous, namun saya mampu menyelesaikannya dengan tepat waktu bahkan jauh dari yang saya bayangkan saya bisa lulus skripsi kurang lebih 3,5 tahun walaupun harus menjadi mahasiswa paruh waktu.

Menjadi seorang anak organisasi yang baik akademiknya akan mampu membuat kamu maju pada karir kamu kedepannya bukan hanya bagi dirimu tapi bagi lapangan kerja yang membutuhkanmu justru berdampak terhadap orang banyak, pergi menuntut ilmu terkadang kenegeri orang, bertahun-tahun menjadi anak kost meninggalkan sanak keluarga hanya untuk membahagiakan dan membuat bangga keluarga di rumah. Guys hiduplah seperti lebah yang menghasilkan madu bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk memberi manfaat bagi orang lain, yang mampu terbang ribuan kilometer hanya untuk kembali pada keluarganya.

Artikel berjudul “Mahasiswa paruh waktu” ini adalah artikel lomba yang di adakan oleh Redaksi Seputar Kuliah

#SeputarKuliah #SeputarKuliahCom 

2 Comments
  1. […] Baca juga: Mahasiswa Paruh Waktu. […]

  2. […] Baca juga: Menjadi Mahasiswa Paruh Waktu. […]

Leave A Reply

Your email address will not be published.

x