Lolos SBMPTN? Bisa Diatur, Kok.

Hari itu ialah hari pengumuman SNMPTN atau yang biasa disebut dengan jalur Undangan. Ku buka website resminya dengan harap-harap cemas. Keringat dingin mulai membanjiri dahi dan leherku. Setelah loading beberapa saat, ku dapati tulisan di layar ponsel pintarku “maaf, anda belum lolos”. Tangisku tak dapat ku bendung, beberapa saat ku habiskan waktu untuk bersedih.

Di grup kelasku, beberapa kawanku men-screenshoot dan memamerkan keberhasilannya di sosial media. “Alhamdulillah keterima di Fakultas Sains dan Teknologi”, “Yeay, keterimaaaa” serta beberapa celotehan lainnya yang mereka lontarkan untuk menggambarkan perasaan bahagianya. Lalu bagaimana dengan yang belum lolos? Tak ada satupun yang memamerkan kegagalannya di akun sosial media mereka.

Begitu pula denganku, hati ini dirundung rasa sedih dan “iri” hati pada teman-temanku yang telah berhasil karena aku merasa tidak semua temanku yang lolos memiliki kecerdasan melebihiku. Akan tetapi, di sisi lain, aku tidak ada gambaran sama sekali untuk mengikuti seleksi berikutnya yakni SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selain memiliki jumlah kuota yang lebih sedkit dibanding jalur undangan, seleksi pada jalur ini juga terkenal ditakuti para pelajar SMA karena untuk mendapati bangku perkuliahan, para pelajar SMA dihadapkan dengan ratusan soal yang menyeramkan, hehe.

Menimba ilmu di salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri di Surabaya tdak serta membuatku berprestasi. “Waduh, ranking 10 besar di kelas aja untung-untungan, gimana mau lolos SBM?” pikirku. Semangatku memudar hingga beberapa malam kemudian kudapati Ilham-Nya untuk mencoba jalur SBM ini. Tekadku membulat, semangat 45 berkobar di dadaku.

Membeli buku soal-soal SBM, latihan mengerjakan soal SBM dari tahun ke tahun ku lakukan secara otodidak. Biaya bimbingan belajar yang menuruutku relatif mahal ini menjadi alasan utamaku. Biarlah aku belajar tanpa bantuan manusia. Cukup Tuhan saja penolongku, pikirku saat itu. Waktu demi waktu terlewati hingga hari H pelaksanaan SBMPTN pun tiba.

Tepat tanggal 9 Juni 2015, semua siswa yang dinyatakan lolos jalur undangan dijadwalkan untuk mendaftar ulang di perguruan tinggi masing-masing. Hari itu menjadi hari paling bahagia karena siswa tersebut mulai menginjakkan kaki di kampus impian mereka. Di sisi lain, di hari yang sama, ada banyak siswa yang menaruh harap pada Tuhannya agar dipermudah menjawabratusan soal SBM.

“gimana? Bisa ngerjainnya? Lancar?’ tanya ayahku saat aku usai keluar ruangan tes. “Aduh bi, susah. Aku merasa nggak bisa. Susah pokoknya. Aku jawab sebisaku aja”. Jawabku dengan wajah pucat dan memelas. “Yaudah, nggak papa. Sebisanya aja, yang penting kan sudah usaha. Sekarang tinggal memperbanyak doa aja” timpal ayahku (yang mungkin kasihan melihat anaknya ini).

Pengumuman kelulusan SBMPTN masih satu bulan mendatang. Tak henti-hentinya aku berdoa pada Tuhan agar bisa lolos. Segala macam bentuk usaha dan ibadah ku lakukan dengan harapan Tuhan mendengar doaku.  Saatnya berserah diri. Ketika manusia hanya bisa merencanakan dan berusaha, tapi Tuhan-lah yang menentukan semuanya. Detik demi detik menjelang pengumuman membuat hatiku semakin waswas. Takut, deg-degan. Saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, jadwal pengumuman kelulusan ialah pukul 17.00 sore. Dengan harap-harap cemas aku membuka website resmi SBMPTN untuk memastikan kelulusanku. Sayangnya, internet tidak bersahabat denganku kala itu. Yap, loading, bahkan sangat loading.

Setelah sholat tarawih, aku yang masih menggunakan mukena kembali membuka handphone untuk memastikan segalanya. Saat itu, website sudah bisa terbuka. Hasilnya adalah…. “Selamat, anda lolos SBMPTN. Anda dinyatakan lulus pada prodi Psikologi Universitas Airlangga”. Alhamdulillah, tangisku pecah. Sujud syukur ku panjatkan saat itu juga. Air mata membanjiri pipiku.

Disaat aku merasa tidak mampu menjawab puluhan bahkan ratusan soal dengan benar, disaat harapan pupus karena patah semangat, selalu ada jalanNya. Selalu ada harapan bagi siapa saja yang berdoa. Dari sinilah aku semakin yakin bahwa manusia hanya bisa berencana dan berusaha. Namun siapa yang mengatur semuanya? Tuhan. Tuhan-lah Yang Maha Mengatur baik dan buruknya segala sesuatu untuk hambanya. Jadi, lolos SBMPTN? Bisa Diatur, kok olehNya.

Kiriman dari:
Nama : Umi Inayah
Alamat: Benteng dalam Surabaya
Sosial Media: instagram @uinayah
Asal perguruan tinggi: UNAIR, Surabaya

Bagi teman-teman yang ingin mengirimkan tulisan bisa klik disini

1 Comment
  1. […] Baca Juga : Lolos SBMPTN? Bisa diatur kok […]

Leave A Reply

Your email address will not be published.

x