Beberapa Cara Untuk Mencari Tambahan Uang Selama Belajar Di Luar Negeri

Sudah menjadi hal yang pasti bahwa keadaan keuangan seseorang merupakan faktor pendukung utama untuk studi di luar negeri. Orang-orang dengan kemampuan finansial berlebih tidak akan mengalami masalah dengan hal ini. Lain halnya dengan mereka yang keadaan keuangannya terbatas.

            Mahasiswa dengan keuangan pas-pasan harus pandai mengelola keuangan pribadi saat studi di luar negeri. Pertimbangkanlah setiap uang yang akan dikeluarkan. Bukannya pelit, tapi hal ini membiasakan kalian untuk hidup cermat dan tidak boros. Minimalkan pembelian barang-barang yang tidak perlu seperti boneka, hiasan rumah, dan segala pernak-pernik yang tidak penting. Kalian juga bisa menghindari pembelian kebutuhan tersier agar tidak terjadi kekurangan uang di kemudian hari.

            Sebagai mahasiswa, pengeluaran yang tidak bisa dihindari adalah pembelian buku. Apabila  buku yang dibutuhkan tersedia di perpustakaan, kalian bisa meminjamnya dengan leluasa. Jika tidak ada, kalian terpaksa harus membelinya. Untuk menyiasati dana pembelian buku, kalian bisa mencari buku yang diperlukan tersebut melalui e-book di internet yang dewasa ini banyak ditawarkan secara gratis dan kalian tinggal mengunduhnya saja.

            Jika e-book gratis tidak ada, cara yang terbaik selanjutnya adalah dengan meminjam dari teman dan meringkas isi buku tersebut. Bagaimana dengan fotokopi? Beberapa negara melarangnya karena fotokopi adalah suatu bentuk pembajakan yang merugikan pengarang buku dan bertentangan dengan hukum hak cipta.

            Untuk memudahkan kalian mengatur pengeluaran, catatlah semuanya dalam sebuah buku. Buatlah sebuah buku pengeluaran sederhana untuk mengontrol keadaan keuangan kalian. Kalian bisa membuat catatan sederhana berupa tabel empat kolom yang masing-masing terdiri atas tanggal, pemasukan, pengeluaran, dan sisa uang.

            Setelah melakukan pencatatan pengeluaran, lakukan penutupan anggaran di tiap-tiap akhir bulan dengan cara menjumlah semua pengeluaran, pemasukan, juga sisa uang yang masih ada. Jika ternyata kalian merasa bahwa pengeluaran yang terjadi masih banyak sekali, renungkanlah hal-hal apa saja yang seharusnya dikurangi. Jika ternyata pendapatan kalian yang kurang, pikirkanlah langkah-langkah untuk menambah pemasukan.

  1. Beasiswa

Bagi mereka yang berprestasi, kesempatan untuk mendapatkan beasiswa terbuka lebar. Prosesnya, begitu sang calon mahasiswa mendatar pada salah satu universitas dan diterima, dia akan mempunyai kesempatan untuk mendaftarkan diri sebagai penerima beasiswa dengan membantu melakukan pekerjaan pada supervisor atau dosen pembimbingnya. Pekerjaan itu biasanya adalah membantu melakukan penelitian di laboratorium , membantu mahasiswa baru melakukan penelitian, membantu mengajari mahasiswa lain, dan sebagainya sesuai dengan deskripsi tugas sang penerima beasiswa.

            Jika kalian mendapatkan beasiswa semacam ini selain mendapat gaji juga mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan. Pekerjaan yang dilakukan akan membuat lebih mendalami program yang diambil. Biasanya beasiswa ini diberikan sampai batas waktu tertentu, jadi mahasiswa harus pandai-pandai mengatur agar tidak terjadi keterlambatan studi, jangan sampai meraih bilai indeks prestasi rendah, dan menjaga kepercayaan supervisor dalam membantu mereka mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab penerima beasiswa.

  1. Kerja Paruh Waktu

            Bekerja paruh waktu atau part time adalah pilihan lain yang dapat kalian ambil untuk menambah pemasukan. Kerja paruh waktu adalah bekerja setengah hari di sela-sela jadwal kuliah. Pekerjaan ini bisa dilakukan pada malam atau siang hari atau mungkin hanya di akhir pekan. Calon mahasiswa yang akan mengikuti kerja paruh waktu harus pandai-pandai mengelola waktu karena jika tidak, waktu akan habis untuk bekerja dan kuliah menjadi terbengkalai.

            Negara-negara tertentu memberikan aturan tentang kerja paruh waktu, misalnya mahasiswa hanya boleh bekerja maksimal 20 jam dalam seminggu, hanya beberapa jenis pekerjaan yang boleh dilakukan oleh mahasiswa seperti pelayan restoran, pelayan toko, pengasuh anak, dan lain-lain sesuai dengan aturan yang ada. Umumnya, mahasiswa yang akan bekerja paruh waktu harus memiliki endorsemen visa pekerja selian memiliki visa pelajar. Jika tidak, mahasiswa itu melanggar peraturan dan bisa terkena hukuman apabila tertangkap bekerja tanpa izin kerja. Konsekuensi hukumannya amat besar hingga pencabutan visa pelajar bisa dilakukan. Jika hal itu sampai terjadi, status sebagai mahasiswa pun bermasalah, apalagi kalau si mahasiswa adalah penerima beasiswa.

  1. Berdagang

            Jika beasiswa tidak didapat dan kerja paruh waktu tidak bisa dilakukan, kalian masih bisa berdagang. Jangan khawatir, yang dimaksud di sini hanyalah berdagang kecil-kecilan untuk menambah pundi-pundi kalian. Kalian dapat menjual makanan kecil yang dibuat di sela-sela jam kosong dan tidak ada kuliah atau menjual pakaian atau barang-barang lucu yang dibeli pada pusat grosir kemudian dijual secara eceran, dan lain-lain.

            Atau juga karena sekarang udah zaman teknologi jadi bisa juga berjualan di jejaring sosial apabila kalian tidak pandai berkomunikasi atau meyakinkan pembeli secara langsung. Tentukan dulu barang apa yang akan di jual. Biasanya yang ditawarkan di jejaring sosial adalah barang yang unik, lucu, atau murah sehingga akan lebih mudah menarik perhatian teman yang berada di jejaring sosial tersebut. Untuk itu, buatlah akun di jejaring sosial yang kalian tuju dengan nama yang unik atau nama yang sesuai dengan barang yang kalian jual. Fotolah masing-masing barang yang kalian tawarkan dan unggahlah semua foto itu lengkap dengan harga, nama barang, dan nomor telepon agar mudah dihubungi jika ada orang yang tertarik.

            Trik yang manjur ketika berdagang adalah menjaga kepercayaan pelanggan. Jangan pernah membohongi pelanggan, jangan pernah berkata bahwa barang kalian tawarkan bagus, tetapi kenyataanya tidak demikian.

  1. Membuat Karya Tulis

            Salah satu yang bisa dilakukan untuk menambah penghasilan adalah membuat karya tulis yang bisa dijual. Saya sendiri melakukannya ketika menempuh studi di luar negeri. Buku yang dibuat bisa berupa novel, resep masakan, cara mengenakan jilbab, atau materi yang sesuai dengan keahlian kalian.

            Bahasa dan kewarganegaraan terkadang menjadi kendala besar untuk menerbitkan karya di negara tempat kalian menempuh studi. Untuk itu, cobalah  menawarkan naskah kalian kepada penerbit di Tanah Air. Caranya? Buatlah draf tulisan di sela-sela belajar atau waktu kosong. Setelah selesai, baca dan sunting kembali tulisan itu hingga kalian yakin isinya sudah benar dan baik. Kirimkanlah naskah kalian pada keluarga yang berada di Indonesia dan minta tolonglah pada mereka untuk mencetak naskah karena kebanyakan penerbit lebih suka menerima draf tulisan dalam bentuk hardcopy. Cantumkan identitas kalian dalam tulisan tersebut agar tidak terjadi salah paham, jangan sampai buku itu kalian yang buat tapi yang tercantum adalah nama orang lain. Mintalah keluarga untuk mengirimkannya pada penerbit.

            Apabila penerbit setuju, kalian dapat melakukan negosiasi tentang kontrak atau hal-hal yang berhubungan dengan royalti. Royalti akan diberikan sesuai dengan kebijakan penerbit dan perkiraan penjualan buku.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.

x